Sabtu, 15 Januari 2011

Peran dan Pengaruh Lembaga & Instrumen Pasar Keuangan

PERAN DAN PENGARUH LEMBAGA & INSTRUMEN PASAR KEUANGAN
DALAM PENGEMBANGAN PEREKONOMIAN NEGARA
STUDY KASUS BANK INDONESIA
Oleh : Turmono, SE
Mahasiswa Program Magister Manajemen
STIE Dharma Bumiputera

BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Membangun ekonomi Indonesia tidak bisa dilepaskan peranan Pemerintah. Lembaga-lembaga di sektor keuangan dan pelaku-pelaku-pelaku usaha. Pemerintah sebagai pembuat dan pengatur kebijakan diharapkan dapat memberikan iklim yang kondusif bagi dunia usaha, sehingga lembaga keuangan baik perbankan maupun bukan perbankan serta pelaku usaha di lapangan mampu memanfaatkan kebijakan dan melaksanakan kegiatan perekonomian dengan lancar yang pada akhirnya mendorong percepatan pembangunan ekonomi suatu negara.
Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan Repbulik Indonesia No. 792 Tahun 1990 tentang ”Lembaga Keuangan”. Lembaga Keuangan diberi batasan sebagai badan yang kegiatannya di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan, peraturan tesebut tidak berarti hanya untuk membiayai investasi perusahaan akan tetapi bisa diperuntukan, kegiatan konsumsi, serta kegiatan distribusi barang dan jasa. Secara umum  lembaga keuangan dapat dikelompokan menjadi dua bentuk yaitu Bank dan Bukan Bank. Dalam hal ini penulis akan membahas tentang ”PERAN DAN PENGARUH LEMBAGA & INSTRUMEN PASAR KEUANGAN DALAM PENGEMBANGAN PEREKONOMIAN NEGARA  STUDY KASUS BANK INDONESIA”

Permasalahan
Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 6/ 2009. Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan Pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang ini.  Dalam hal ini Bank Indonesia mempunyai peranan dan pengaruh   dalam mengerakan roda perkembangan perekonomian  Indoensia.

Landasan Teori
Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. Kelima peran utama yang mencakup kebijakan dan instrumen dalam menjaga stabilitas Sistem keuangani adalah :
Pertama, Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia dituntut untuk mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. Hal ini mengingat gangguan stabilitas moneter memiliki dampak langsung terhadap berbagai aspek ekonomi. Kebijakan moneter melalui penerapan suku bunga yang terlalu ketat, akan cenderung bersifat mematikan kegiatan ekonomi. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, untuk menciptakan stabilitas moneter, Bank Indonesia telah menerapkan suatu kebijakan yang disebut inflation targeting framework.
Kedua, Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat, khususnya perbankan. Penciptaan kinerja lembaga perbankan seperti itu dilakukan melalui mekanisme pengawasan dan regulasi. Seperti halnya di negara-negara lain, sektor perbankan memiliki pangsa yang dominan dalam sistem keuangan. Oleh sebab itu, kegagalan di sektor ini dapat menimbulkan ketidakstabilan keuangan dan mengganggu perekonomian. Untuk mencegah terjadinya kegagalan tersebut, sistem pengawasan dan kebijakan perbankan yang efektif haruslah ditegakkan. Selain itu, disiplin pasar melalui kewenangan dalam pengawasan dan pembuat kebijakan serta penegakan hukum (law enforcement) harus dijalankan. Bukti yang ada menunjukkan bahwa negara-negara yang menerapkan disiplin pasar, memiliki stabilitas sistem keuangan yang kokoh. Sementara itu, upaya penegakan hukum (law enforcement) dimaksudkan untuk melindungi perbankan dan stakeholder serta sekaligus mendorong kepercayaan terhadap sistem keuangan. Untuk menciptakan stabilitas di sektor perbankan secara berkelanjutan.
Ketiga, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Bila terjadi gagal bayar (failure to settle) pada salah satu peserta dalam sistem sistem pembayaran, maka akan timbul risiko potensial yang cukup serius dan mengganggu kelancaran sistem pembayaran. Kegagalan tersebut dapat menimbulkan risiko yang bersifat menular (contagion risk) sehingga menimbulkan gangguan yang bersifat sistemik. Bank Indonesia mengembangkan mekanisme dan pengaturan untuk mengurangi risiko dalam sistem pembayaran yang cenderung semakin meningkat. Antara lain dengan menerapkan sistem pembayaran yang bersifat real time atau dikenal dengan nama sistem RTGS (Real Time Gross Settlement) yang dapat lebih meningkatkan keamanan dan kecepatan sistem pembayaran. Sebagai otoritas dalam sistem pembayaran, Bank Indonesia memiliki informasi dan keahlian untuk mengidentifikasi risiko potensial dalam sistem pembayaran.
Keempat, Bank Indonesia melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. Melalui pemantauan secara macroprudential, Bank Indonesia dapat memonitor kerentanan sektor keuangan dan mendeteksi potensi kejutan (potential shock) yang berdampak pada stabilitas sistem keuangan. Melalui riset, Bank Indonesia dapat mengembangkan instrumen dan indikator macroprudential untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan. Hasil riset dan pemantauan tersebut, selanjutnya akan menjadi rekomendasi bagi otoritas terkait dalam mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meredam gangguan dalam sektor keuangan.
Kelima, Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan melalui fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR). Fungsi LoLR merupakan peran tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola krisis guna menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi sebagai LoLR mencakup penyediaan likuiditas pada kondisi normal maupun krisis. Fungsi ini hanya diberikan kepada bank yang menghadapi masalah likuiditas dan berpotensi memicu terjadinya krisis yang bersifat sistemik. Pada kondisi normal, fungsi LoLR dapat diterapkan pada bank yang mengalami kesulitan likuiditas temporer namun masih memiliki kemampuan untuk membayar kembali. Dalam menjalankan fungsinya sebagai LoLR, Bank Indonesia harus menghindari terjadinya moral hazard. Oleh karena itu, pertimbangan risiko sistemik dan persyaratan yang ketat harus diterapkan dalam penyediaan likuiditas tersebut.

BAB II
Bahasan

Dalam meningkatkan pengembangan perekonomian negara,  Bank Indonesia yang merupakan salah satu intrumen lembaga keuangan mempunyai peranan penting. Tujuan Bank Indonesia adalah melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangan kebijakan umum pemerintah di bidang perekenomian  yang dijabarkan sebagai berikut ; menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran dan mengatur dan mengawasi bank
Disamping itu tugas-tugas tersebut, Bank Indonesia juga mempunyai tangggung jawab dan kegiatan lain dalam kaitannya dengan pemerintah, hubungan internasional, akuntabilitas dan anggaran.
Bank Indonesia dalam melaksanakan Kebijakan Moneter adalah :
-           Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan laju inflasi
-           Melakukan pengendalian moneter dengan cara menggunakan cara-cara yang termasuk tetapi tida tebatas pada :
Operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing
Penetapan tingkat diskonto
Penetapan cadangan wajib minimum
Pengaturan kredit atau pembiayaan
-           Memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan syariah untuk jangka waktu paling lama 90 hari pada bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek bank yang bersangkutan.
-       Mengelola cadangan devisa
-       Melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasrkan sistem nilai tukar yang telah ditetapkan

Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas bahwa peranan Bank  selain menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat juga bertujuan sebagai perantara di bidang keuangan, sebagai lembaga yang memobiliasi dana untuk pembangunan ekonomi di sektor Riil. yang pada akhir berdampak terhadap perkembangan perekonomian negara.


BAB III
Penutup

Dengan demikian bahwa Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen, diharapkan salah satu operator pengerak pengembangan perekonomian negara. Baik  sebagai pemegang kas pemerintah sesuai peraturangan sebagai pengendali moneter akan membawa perekonomian Indonesia kembali menjadi macan Asia dan menjadi negara maju.
Semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita semua. Demikian kami sampaikan atas kesempatan yang telah diberikan kami haturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya.

Sumber Referensi :
1.        Website Bank Indonesia
2.        Buku Bank dan Lembaga Keuangan Lain Edisi 2, Penerbit Salemba Empat



Strategi Pemasaran Perguruan Tinggi Swasta (PTS)

                        Strategi Pemasaran Perguruan Tinggi Swasta (PTS)
Studi Kasus STIE Dharma Bumiputera Program Sarjana

Oleh :
Turmono, SE
STIE Dharma Bumiputera  - Jakarta

BAB  I
PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
Dampak dari globalisasi yang berimbas  pada dunia pendidikan tinggi dan perguruan tinggi di Indonesia gejala tersebut semakin kuat dan tidak terbendungkan lagi. Pergerakan bebas ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan salah satu aspek penting dalam globalisasi khususnya di bidang pendidikan tinggi. Dengan demikian kita perlu mengantisipasi  tantangan yang  dihadapi paling tidak ada tiga bidang persaingan yaitu dalam pengelolaan perguruan tinggi, proses belajar mengajar dan pendidikan nilai.  Tantangan lain harus dipikirkan oleh perguruan tinggi yang sudah maju maupun berkembang adalah mengenai struktur institusi dan kebiasaan cara berpikir misalnya yang berkenaan dengan akreditasi, milik intelektual dan universitas sebagai suatu komunitas yaitu
1.    Teknologi yang mungkin menjadikan universitas bersifat global dalam jangkauannya, akreditasi dapat dilakukan universitas secara global tidak hanya menyangkut peraturan tetapi juga menyangkut kepercayaan dan reputasi.
2.    Pembelajaran berbasis internet yang memang menjajikan cara baru menguasi ilmu pengetahuan, tetapi sekaligus menciptakan hambatan baru. Dimana era internet para dosen ahli menjadi ajang perebutan antara univeristas, hak intelektual sangat menonjol sehingga menjurus pada privatisasi ilmu pengetahuan
3.    Universitas sebagai komunitas akademis dengan segala kegiatannya memberikan suasana akademisi yang menunjang hasrat belajar dan meneliti. Interaksi antar mahasiswa dan dosen memberi sumbangan dalam pembentukan watak dan pribadi mahasiswa.
Sebagian besar tantangan di atas memang hanya dapat disampaikan dalam bentuk pertanyaan karena jawabannya memang belum dapat dipastikan secara pasti.
1.2.      Permasalahan
Jumlah Perguruan Tinggi Swasta di Wilayah Kopertis III Jakarta lebih dari 300 Perguruan Tinggi yang penyebarannya meliputi JABODETABEK yang relatif banyak dan padat. Menghadapi persaingan jasa pendidikan tinggi dari dalam dan luar negeri perlu mengelola organisasinya layak seperti suatu bisnis dengan tidak meninggalkan aspek Idiilnya, melalui penerapan konsep pemasaran dan itu tidaklah mencukupi, setiap individu dalam organisasi harus mampu melihat visi, misi yang kemudian ditunjang dengan penyusunan strategi maupun taktik yang tepat sehingga mampu menciptakan sustainable competitive advantge bagi perguruan tinggi. STIE Dharma Bumiputera sebagai salah satu Perguruan Tinggi Swasta tidak terlepas dri pengaruh persaingan ketat (Hiperkompetitif) baik dari aspek lembaga maupun sumber daya manusia (dosen dan staf) sebuah lembaga pendidikan dapat berkembang dan disegani sekaligus dicintai oleh civitas akademika dan masyarakat dapat selalu menyesuaikan diri dan mampu berkompetisi dan bila mungkin menjadi pemimpin pasar (Leader) pada bidangnya. Berdasarkan  latar belakang tersebut maka permasalahannya adalah ”Bagaimana  menyusun Strategi Pemasaran agar bisa bersaingan dengan Peguruan Tinggi lainnya yang posisioningnya sama dengan STIE Dharma Bumiputera”
1.3.      Tinjauan Teoritis
Salah  satu dari strategi pemasaran yang sering dilakukan  adalah dengan cara melakukan penyebaran pemasaran itu sendiri, atau lebih sering dikenal dengan istilah bauran pemasaran.bauran pemasaran didefinsikan sebagai suatu strategi yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang dapat meliputi menentukan master plan dan mengetahui serta menghasilkan pelayanan (penyajian) produk yang memuaskan pada suatu segmen pasar tertentu yang mana segmen pasar tersebut telah di jadikan sasaran pasar untuk produk yang telah diluncurkan untuk menarik konsumen sehingga terjadi pembelian.
Dalam melakukan dan merencanakan pemasaran strategi, beberapa perusahaan telah menggunakan berbagai cara yang kemudian dikombinasikan menjadi satu, untuk jenis strategi pemasaran dalam hal ini lebih akrab dikenal dengan istilah ‘Marketing mix’. Marketing mix dapat didefinisikan sebagai perpaduan berbagai strategi yang berupa kegiatan atau faktor-faktor penting yang merupakan hal-hal yang menjadi inti dari strategi pemasaran itu sendiri.
Berikut beberapa hal penting yang sangat mempengaruhi keberhasilan marketing mix, dalam memasarkan suatu produk:
A.     Produk sebagai Objek Pemasaran
Produk adalah objek yang sangat vital yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam mendatangkan keuntungan atau laba yang akan tetap menjaga operasional dan kesehatan suatu perusahaan. Dengan melalui produk, produsen dapat memanjakan konsumen. Karena dari produk akan dapat diketahui, seberapa besar kepuasan dan kebutuhan akan produk itu sendiri dalam kehidupan konsumen.
Sedangkan produk itu sendiri memilki sifat dan karakteristik yang amat beragam, dan suatu produk yang potensial adalah suatu produk yang sering diburu konsumen, bahkan tidak perlu melakukan promosi dalam manjemen pemasaran. Berikut beberapa hal karakterisitik dari produk yang berupa jasa yang mungkin harus Anda ketahui dalam menetapkan strategi pemasaran:
1.        Produk jasa adalah produk yang dipasarkan di pasaran yang memiliki sifat yang tidak berwujud. Karena biasanya produk jasa adalah tidak bisa dilihat, namun dapat dirasakan. Selain itu, produk jasa juga tidak bisa diraba, dicium namun bisa sangat dirasakan manfaatnya dalam menunjang aktivitas konsumen.
2.        Produk jasa yang ditawarkan ke konsumen sifatnya tidak bisa dipisahkan dari perihal faktor yang mendukung dari terciptanya produk berupa jasa itu sendiri. Sebagai contoh produk dari jasa penginapan yang ditawarkan dari suatu wisma, maka produk jasa itu sendiri tidak akan bisa dipisahkan dari bangunan wisma itu sendiri, tempat produk jasa itu dipasarkan.
3.        Produk jasa juga memiliki sifat yang dinamis yang mengikuti perkembangan pola hidup konsumen yang menjadi target pemasaran. Karena mengikuti tuntutan update dari strategi pemasaran itu sendiri, maka produk jasa yang ditawarkan juga akan mengalami perubahan untuk menunjang pemasaran dengan hasil yang maksimal yang akan didapatkan oleh perusahaan. Perubahan dari produk jasa ini akan menciptakan persaingan usaha baik dari segi kualitas maupun dari segi harga. Sebagai contoh harga penginapan dari suatu wisma akan berbeda tarifnya dengan jasa produk yang ditawarkan oleh hotel dengan kelas berbintang.



4.        Produk jasa biasanya memilki dan bersaing dengan berpacunya waktu, sehingga memiliki daya tahan tertentu. Dalam hal ini dapat juga dibilang produk jasa tidak dapat disimpan, oleh karena itu manfaatnya biasanya hanya dapat dirasakan pada saat melakukan transaksi pembelian dari produk jasa itu sendiri.
Pendidikan merupakan produk jasa (tidak  berwujud) yang barang tentu pola pemasarannya akan berbeda dengan produk  berwujud,  Pemasaran jasa berbeda dengan good (produk) karena secara kasat mata tidak dapat dilihat menimbulkan berbagai permasalahan dalam mengembangkan strategi pemasaran. Seperti yang dikemukakan oleh Kotler bahwa jasa merupakan setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Ada enam karakteristik jasa yang perlu diperhatikan oleh penyedia jasa yaitu intangibility (tidak nampak), Perishability (tidak dapat disimpan), Heteroginity (bervariasi), inseparability (tidak dapat dipisahkan antara produksi dan konsumsi), people based (sangat tergantung pada kinerja karyawan) dan contact customer (hubungan dengan konsumen secara langsung).
Karakteristik unik yang dimiliki oleh jasa memiliki esensi utama yaitu perlunya keterlibatan secara langsung karyawan dalam delivery process, sehingga karyawan menjadi ujung tombak keberhasilan jasa. Tetapi dengan perkembangan teknologi ketergantungan terhadap karyawan dapat dieliminasi dan direct customer contact yang sangat costly dapat dikurangi. Misalnya  di Dunia Kampus sekarang mahasiswa dapat dengan mudah melihat jadwal kuliah, melihat hasil studi


Perilaku Pelanggan dalam Jasa
Keputusan konsumen memilih atau membeli jasa sangat tergantung pada bagaimana penyedia jasa dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam setiap tahapan proses keputusan konsumen. Proses keputusan konsumen tidaklah sesederhana yang dibayangkan, tetapi melalui berbagai tahapan yang dimulai dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan keputusan sesudah pembelian.
Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh faktor budaya. Penyesuaian terhadap budaya ini menjadi sangat penting karena munculnya peluang pasar di era globalisasi. Untuk ini penyedia jasa harus memperhatikan dan mulai melakukan penyesuaian terhadap perbedaan budaya across border market
Segmentasi dan Target Pasar
Treat as individual, not as a number, itu merupakan kata hati pelanggan dimanapun. Dengan kata lain perlakukan konsumen dengan cara baik dan benar sehingga dapat memenuhi kebutuhan dengan baik. Jika itu dapat dilakukan penyedia jasa maka hati pelanggan akan menjadi terpikat, maka profit dan keuntungan tinggal soal waktu. vJika demikian maka penyedia jasa harus mulai memperhatikan arti penting segmentasi dalam upaya memikat hati konsumen melalui pemenuhan kebutuhan secara baik. Untuk memperkuat segmentasi pasar, perlu dilakukan targeting untuk dapat membidik kelompok konsumen yang lebih spesifik.


Positioning dan Differensiasi Produk Jasa
Banyak perusahaan jasa mengenalkan satu atau beberapa diferensiasi namun gagal karena positioningnya kurang kuat. Oleh karena itu perusahaan jasa perlu mengembangkan satu positioning. yang membedakan tawarannya (offering) kepada pasarnya
Harapan Konsumen Terhadap Jasa
Memahami harapan konsumen menjadi salah satu kunci keberhasilan bagi penyedia jasa. Harapan sering dinyatakan sebagai titik acuan (point of reference) Perbandingan antara apa yang dirasakan dengan yang diharapkan. Jika harapan tidak sesuai, maka konsumen akan kecewa dan kemungkinan pindah ke produk jasa pesaing. Sampai dimana perusahaan dapat memenuhi harapan pelanggan akan berpengaruh terhadap persepsi kualitas jasa. Oleh karena sangat penting artinya bagi perusahaan untuk mengetahui harapan pelanggan dalam penyampaian pelayanan berkualitas.
Harapan konsumen terdiri dari dua tingkatan yaitu harapan tertinggi (desired service) dan harapan minimum (adequacy service). Di antara tingkatan itu ada zona toleransi yaitu konsumen mau menerima variasi dan heteoginitas produk jasa.
Persepsi Pelanggan Terhadap Jasa vAspek intangibility yang menyebabkan produk jasa hanya dapat dirasakan telah menyebabkan kualitas pelayanan (service quality) sangat menentukan. Keunggulan suatu produk jasa tergantung keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut, Jasa secara spesifikasi harus market oriented serta memperhatikan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Untuk mengukur seberapa jauh konsumen dapat merasakan kualitas jasa maka Parasuraman dan Zeithalm, mengemukakan 5 dimensi yaitu reliability, assurance, empati, tangible dan responsiveness.

Peningkatan Kualitas Jasa Melalui Sistem Informasi Pelanggan-Riset Pemasaran
Sistem informasi kualitas pelayanan membantu perusahaan meningkatkan penyampaian kualitas jasa yang optimal. Sistem ini membantu memperbaiki pelayanan dalam organisasi sangat komplek, melibatkan pengetahuan tentang apa yang dilakukan pada banyak bidang seperti tekhnologi, sistem pelayanan, seleksi pegawai, training dan pelatihan, dan sistem penggajian.
Dengan mengembangkan sistem informasi kualitas pelayanan yang efektif maka perusahaan dapat memperoleh manfaat yaitu: mendorong dan memungkinkan manajemen untuk menyatukan suara-suara konsumen dalam membuat keputusan; menemukan prioritas pelayanan konsumen, mengidentifikasikan prioritas perbaikan pelayanan dan memberikan pedoman dalam mengambil keputusan alokasi sumber daya; memperhatikan pengaruh dari langkah awal kualitas pelayanan dan investas dan menawarkan pekerjaan berdasarkan data untuk pelayanan utama yang baik dan pelayanan sederhana yang benar.
Produk Jasa
Konsep produk jasa harus dilihat sebagai suatu bundle of activities antara produk jasa inti dan jasa-jasa pendukung, untuk dapat menghasilkan total offering secara optimal, sehingga dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen. Dengan mengembangkan jasa-jasa pendukung suatu produk jasa akan mempunyai keunggulan bersaing sebagai senjata untuk survive.
Selain itu penyedia jasa dapat memilih alternatif strategi produk jasa yaitu: melakukan penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk jasa dan diverifikasi. Strategi mana yang dipilih sangat tergantung pada situasi masing-masing perusahaan. Bagi penyedia jasa yang akan melakukan diversifikasi harus memanfaatkan teknologi dan melakukan inovasi, sehingga dapat menghasilkan produk jasa yang mampu memberikan solusi bagi pelanggan.
Strategi Harga Jasa
Penentuan harga produk jasa harus melihat dari perspektif konsumen dan pasar, yaitu dengan melihat 3 (tiga) komponen yang dapat menjadi pertimbangan yaitu biaya, nilai dan kompetisi. Penentuan produk jasa dapat dikaitkan dengan konsep net value, semakin besar manfaat yang dirasakan dibanding biaya yang dikeluarkan akan dinilai konsumen sebagai positif value.
5.        Ada 3 (tiga) faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan harga yaitu persaingan, elastisitas dan struktur biaya. Penyedia jasa dapat memilih banyak alternatif dalam menentukan harga yang tepat sesuai dengan produk jasa yang ditawarka
B.     Analisis terhadap Harga untuk Sebuah Produk
Penentuan dari harga dari suatu produk adalah suatu hal yang juga sangat krusial. Penentuan harga dari suatu produk akan sangat mempengaruhi dari keberhasilan suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan yang akan didapatkan oleh suatu perusahaan. Penentapan dari suatu produk, akan sangant dipengaruhi dari seberapa besar pengorbanan yang telah dilakukan dalam memproduksi produk itu sendiri. Semakin besar pengorbanan yang dilakukan maka akan semakin besar dan tinggi harga yang dibandrol dari produk itu sendiri!
Kebijakan dalam menentukan harga dari suatu produk, maka kelak akan sangat mempengaruhi dari pelayanan harus dilakukan oleh perusahaan terhadap konsumen. Dan ini tentunya juga membutuhkan biaya budget yang juga harus diperhitungkan dengan menentukan nilai harga dari produk itu sendiri yang sangat diharapkan dan telah dirancang agar dari harga produk itu sendiri dapat menutupi semua biaya produksi sehingga akan menghasilkan profit bagi perusahaan.
Harga sangat mempengaruhi penjual dari suatu produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan. Penentuan harga sangat dibutuhkan strategi pemasaran yang amatlah matang agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Menetapkan harga yang murah adalah bukan solusi diatas segalanya. Namun penetapan harga dengan cerdas akan sangat membatu untuk mendobrak penjualan. Strategi dalam menetapkan harga produk dapat dilakukan dengan menganalsis kelebihan, keunggulan dan kekurangan dari produk yang dimiliki. Dengan jalan ini maka kelak dikemudian hari tidak akan ditemukan istilah harga yang  seharusnya lebih mahal atau lebih murah dari kualitas barang yang dimiliki. Penentuan harga barang juga dapat dianalisis dengan melihat persaingan dan seberapa besar kebutuhan produk yang akan dicari oleh konsumen.
C.     Kegiatan Distribusi yang Dijalankan
Distribusi adalah juga merupakan bagian yang vital dari bagian strategi pemasaran itu sendiri. Pemilihan strategi dengan tepat akan dapat membantu produk sampai ke konsumen dengan harga yang sesuai dengan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Karena tak jarang suatu produk yang telah dibandrol dengan harga sekian, namun karena kesalahan ditribusi ketika sampai ke tangan konsumen, harga yang terjadi ketika transaksi jual beli adalah lebih mahal dari harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan yang sebelumnya.
Salah satu strategi pemasaran yang sebaiknya harus diperhatikan agar aktivitas jalannya distribusi dapat berjalan dengan lancer, adalah dengan memperhatikan perihal channel of ditribusi atau jika diterjemahkan mengandung arti saluran distribusi. Saluran ditribusi dapat membantu perusahaan dalam proses pemasaran terutama untuk menganalisis berbagai kendala yang terjadi di lapangan, sehingga dapat diambil kebijakan strategi yang tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan distibusi kembali akan dapat berjalan dengan normal dan baik demi tercapainya kepuasan konsumen.
Salah satu unit yang sangat membantu dalam jalannya proses distribusi adalah unit distributor. Distributor sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam membantu pemasaran objek produksi. Dalam menunjuk distributor yang tepat dan juga menetapkan kebijkan yang benar tentang saluran distribusi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.        Melakukan riset dan analisis yang lebih mendalam terhadap pihak-pihak lembaga yang terkait dalam menunjang proses pemasaran, terutama seabagai contoh adalah pihak-pihak terkait seperti pedagang perantara antara pihak perusahaan dengan konsumen di daerah tertentu.
2.        Mempertimbangkan karakteristisk dari segmen pasar yang telah dibidik, dan secara geografis bagaimana lokasi pembali, apakah mudah dijangkau atau keadaan yang terjadi adalah sebaliknya.
3.        Memperhitungkan seberapa besar persediaan produk yang dipasok yang disesuaikan dengan seberapa besar dengan kebutuhan konsumen. Hal ini bertujuan untuk menganailisis efektifitas proses distribusi yang akan dilakukan dalam jangka panjang.

4.        Memikirkan dengan segala jaringan pemasaran yang dimiliki agar dapat didaya upayakan secara maksimal sehingga hasil pemasaran yang disokong dari proses distribusi dapat memberikan hasil yang optimal.
Pola distribusi yang harus dipertimbangkan dan selalu diamati adalah dengan melakukan penyesuaian dengan perkembangan pola dinamika gaya hidup masyarakat. Jika hal ini dapat dilakukan dengan baik, maka proses distibusi dapat berjalan dengan baik dan akan mensuport untuk menghasilkan nilai penjualan yang memuaskan.
D.     Melakukan Kegiatan Promosi
Kegiatan promosi biasanya merupaka komponen prioritas dari kegiatan pemasaran. Dengan adanya promosi maka konsumen akan mengetahui bahwa perusahaan meluncurkan produk baru yang akan menggoda konsumen untuk melakukan kegiatan pembelian. Kegiatan promosi banyak yang mengatakan identik dengan dana yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka umumnya akan menghasilkan tingkatan promosi yang juga sangat gencar untuk dapat dilakukan. Namun dana bukan diatas segala-galanya. Dana yang terbatas dapat diatasi dengan inovasi yang lebih pintar dan tepat. Salah satu solusi yang dapat dilakukan dengan menganalisis keungulan produk, modal lain yang dimiliki oleh perusahaan, dan segmen pasar yang dibidik. Dengan mempertimbangkan faktor strategi pemsaran diatas, maka promosi dapat dilakukan lebih pintar dan efisien serta tepat sasaran.
Kegiatasn promosi sangat erat kaitannya dengan penyebaran informasi untuk disampaikan ke konsumen. Dalam penyampaian strategi informasi ini ada beberapa hal penting yang hendaknya diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
1.    Program periklanan yang dijalankan, kegiatan periklanan merupakan sebagai media utama bagi perusahaan untuk menunjangan kegiatan promosi dimana promosi memiliki tujuan utama untuk menarik konsumen agar mau melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan. Saat ini periklanan yang sering digalakan adalah melalui kegiatan media cetak dan elektronik. Dunia iklan sendiri telah mengalami perkembangan yang amat pesat. Salah satunya adalah dengan mulai maraknya iklan dengan melalui media internet.
2.    Promosi dengan mengutamakan penjualan yang dilakukan secara pribadi atau lebih dikenal dengan istilah ‘Personal Selling’. Kegiatan promosi yang satu ini bisa dikatakan sebagai ujung tombak dari kegiatan promosi. Karena kegiatan personal selling adalah kegiatan promosi yang mengharuskan berhadapan dengan konsumen dengan secara langsung. Melalui kegiatan promosi personal selling secara professional akan sangat membantu untuk tercaipanya penjualan yang secara fantastis. Personal selling yang dilakukan secara besar meruapakan salah satu alternative solusi yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan jika memilki modal yang cukup besar.
3.    Promosi yang dilakukan dengan mengedepankan kualitas promosi penjualan. Promosi penjualan mengedepankan aspek penambahan intensitas terhadap strategi dalam pemasaran produk. Penambahan intensitas disini dalam meliputi berbagai aspek manajemen pemasaran, meliputi peningkatan kualitas produk, kualitas pelayanan distribusi, menambah kualitas pelayanan agar menjadi lebih baik dan masih banyak aspek lainnya yang dapat ditingkatkan demi tercapainya kepuasan pelanggan atas produk yang telah dipasarkan.

4.    Promosi dengan cara meningkatkan publisitas, cara ini lebih condong untuk membentuk sebuah image yang lebih positif terhadap produk yang ditawarkan. Pembentukan image positif ini dapat dilakukan dengan iklan atau promosi yang memiliki karakteristik tertentu yang tidak dapat dimiliki oleh strategi pemasaran produk lainnya. Bisa saja dapat dilakukan dengan cara menciptakan suatu produk yang memiliki poin lebih, karakteristik unik, dan mempunyai manfaat lebih yang dapat menjadi pemikiran positif dihadapan konsumen. Jika hal ini dapat dilakukan maka image atau gambaran positif yang berkembang di masyarakat akan terbentuk dan mendatangkan beberapa faktor positif untuk mendongkrak penjualan.
Keempat komponen pemasaran yang telah dipaparkan diatas harus dapat dilakukan secara singkron agar menghasilkan strategi pemasaran yang baik dalam jangka panjang, sehingga keuangan perusahaan dapat berjalan dengan sehat dan kesejahteraan dapat ditingkatkan baik bagi perusahaan itu sendiri atau bagi karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut.
Analisa SWOT
Perencanaan keputusan strategi pemasaran didukung oleh analisa SWOT (strength, weakness, opputunity, threat) yaitu membandingkan konidisi lingkungan internal lembaga dalam hal ini adalah STIE Dharma Bumiputera (kekuatan dan kelemahan) dengan konidisi lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) dengan tujuan untuk posisi lembaga dalam suatu industri pendidikan.



Analisa SWOT dalam konteks pendidikan
Meskipun awalnya analisa SWOT ditujukan untuk bisnis, ide penggunaannya dalam lingkungan pendidikan bukan sesuatu yang murni baru. Faktor-faktor lingkungan yang umumnya melekat pada institusi pendidikan yaitu pertama lingkungan internal institusi yang terdiri dari fakultas kalau di STIE Dharma Bumiputera adalah Program Studi, lingkungan pembelajaran (ruang kelas, laboratorium dan fasilitas), mahasiswa, anggaran operasional dan program penelitian. Sedangkan lingkungan eksternal institusi antara lain prospek pekerjaan lulusan, orang tua dan keluarga mahasiswa, perguruan tinggi (PT) pesaing, SMU asal mahasiswa, demografi penduduk.



BAB II
PEMBAHASAN

Untuk mencapai keunggulan kompetitif pada persaingan perguruan tinggi STIE Dharma Bumiputera menggunakan pemikirian Porter yang mengemukaan 5 kekuatan pemicu persaingan industri yang harus dihadapi oleh industri pendidikan.
1.            Pendatang Baru Potensial (news entrans)
Pendatang baru yang menjadikan ancaman bagi Sekolah Tinggi Dharma Bumiputera akan tetapi saat ini di Kopertis Wilayah III sudah tidak memberikan ijin untuk mendirikan Perguruan Tinggi lagi. Jadi cukup aman tidak ada pendatang baru dalam industri pendidikan di Jakarta
2.            Pemasok (Suppliers)
Kemampuan Manajemen STIE Dharma Bumiputera mendapatkan akses ke pemasok dengan membuka jaringan kerjasama dengan pihak lembaga pendidikan misalkan dengan SMU-SMU yang ada di Jakarta, bekerja sama dengan perusahaan khususnya AJB Bumiputera Group sehingga memberikan daya minat bagi masuknya calon mahasiswa.
3.            Pembeli (Buyers)
Pembeli atau penguna jasa pendidikan STIE Dharma Bumiputera merupakan hal penting untuk melihat sejauhmana kemampuan lembaga serta output yang dihasilkan berupa alumni dapat memberikan kontribusi atau nilai tambah bagi penggina hal ini diukur dengan melihat penyebaran output (lulusan STIE Dharma Bumiputera) dalam dunia kerja.
4.            Produk Substitusi
Produk substitusi adalah produk alternatif menjalankan fungsi yang sama seperti STIE Dharma Bumiputera. Bila produk alternatif ini relatif sedikit maka peluang kita untuk market share semakin besar.


5.            Pesaing Industri (industry competitors)
Persaingan akan semakin ketat dengan banyaknya PTS yang ada di di Kopertis Wilayah III khususnya di JABODETABEK sekitar 325 PTS, kondisi seperti ini akan memunculkan lembaga pendidikan harus mampu untuk bersaing apalagi STIE Dharma Bumiputera pada posisi sebagai follower menguasi pasar relatif kecil.
Dari alternatif-alaternatif strtategi tersebut maka arah kebijakan strategi pemasaran adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar dan differensiasi produk.
1.            Penetrasi pasar
Kesempatan menjual produk kepada pasar saat ini terus menjaga dan mempertahankan segmen pasar, target pasar dan posisi pasar
    1. Segmentasi pasar berdasarkan geografis dimana siswa SMU dan SMK di wilayah Jakarta Selatan (pasar potensial) cukup banyak lebih dari 60 sekolah SMU dan SMK dan diluar Jakarta selatan merupakan pasar pendukung dan tetap harus kita perhatikan.
    2. Target market berdasarkan target market maka sekolah-sekolah yang radius kurang dari 50 KM dan yang jalur transportasinya mudah  (hanya satu kali naik kendaraan).
    3. Posisi pasar yang dimaksudkan adalah tindakan menawarkan dan merancang citra  lembaga pada posisi yang jelas dan disukai bagi pemasaran produk sehingga menempati suatu posisi kompetitif dibank konsumen dalam hal ini adalah mahasiswa
2.            Pengembangan pasar
Kesempatan bagi pihak STIE Dharma Bumiputera memasarkan produk yang ada di pasar baru sangat mungkin dan terbuka. Dengan membangun kerjsama dengan  AJB  Bumiputera 1912 yang mempunyai lebih dari 500 kantor di seluruh Indonesia.
3.            Differensiasi produk
Saat ini Program Studi STIE Dharma Bumiputera mempunyai keunggulan yaitu ketrampilan manajemen, pengetahuan tentang ilmu asuransi sebagai yang ada pada kurikulum.


BAB III
KESIMPULAN

        Kesimpulan
STIE Dharma Bumiputea Program Studi Strata I harus lebih fokus dalam mengambil strategi pemasaran yang tepat sehingga arah dan kebijakan akan lebih mudah diimplementasikan apakah akan mengambil strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar atau pengembangan produk.
Persaingan-persaingan di tingkat lokal, regional membawa dampak perubahan semakin cepat dan sulit untuk di prediksi. Untuk itu peran pemasaran akan menjadi semakin dominan dalam menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan. Dimulai dengan kemampuan pemimpin dalam hal ini seorang Ketua STIE Dharma Bumiputera menetapkan visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi, penyusunan strategi, dan kemauan dari para pelaku institusi  pendidikan untuk menerapkan bauran pemasaran 7P (Price, Product, Promotion, Place, Personal traits, Process, Physical evidence) secara benar.

        Saran
·               STIE Dharma Bumiputera dalam menjalankan lembaganya harus senantiasa mengikuti perkembangan dan perubahan lingkungan dengan tetap mempertahankan keunggulannya serta membangun keunggulan-keunggulan yang mampu menempatkannya pada posisi yang diinginkan dan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
·               STIE Dharma Bumiputera sebaiknya memilih strategi Penetrasi pasar dan pengembangan pasar khususnya di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Depok dan sebagian Jakarta Pusat.

Manajemen SDM

MANAJEMEN KARIER


I.                   Pendahuluan
Latar Belakang Permasalahan
Perubahan lingkungan dalam bisnis sangat cepat dan komplek seperti demografis, geografis, jenis bisnis, lingkungan hidup serta dampak globalisasi, mengharuskan organisasi untuk beradaptasi secara cepat dengan lingkungan yang turbulens dengan bersikap proaktif. Artinya Manajemen SDM harus mampu mengantisipasi berbagai perkembangan yang sedang terjadi, kemudian melakukan tindakan untuk menjawab tersebut yang pada akhirnya dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki oleh organisasi lain, mengingat bentuk kempetisi tradisional seperti biaya produksi rendah, peningkatan teknologi, kecepatan distribusi, efisiensi produk serta pengembangan produk yang berkualitas akan mudah. Dengan tuntutan seperti ini, merupakan keharusan MSDM untuk merubah perananya yang berorientansi pada “result”  dengan demikian MSDM harus berperan sebagai mitra manajemen fungsional lainnya atau dengan manajer lini artinya MSDM harus terlibat aktif dalam perencanaan, pengelolaan serta pengendalian organisasi yang berkaitan dengan alokasi pengembangan SDM. Perubahan peran tersebut dari sistem kerja yang responsive menjadi proaktif dan struktur fungsional ke struktur yang lebih fleksibel dan melaksanakan kebijakan strategis. Dalam MSDM  pengusaha dianggap memiliki pengaruh yang signifikan pada karier karyawan melalui pengaruh mereka pada proses SDM mulai dari perekrutan, seleksi, penempatan, pelatihan, penilaian, penghargaan, promosi dan pemisahan  karyawan semuanya mempengaruhi karier sesorang dan oleh karena itu mempengaruhi karier dalam keberhasilan. Peran  MSDM mengupayakan bagaimana agar karyawan dapat memahami dan mengembangkan dengan lebih baik keahlian dan minat ini dengan cara yang paling efektif sehingga tujuan-tujuan strategis perusahan dapat ditercapai.


Permasalahan yang ditemukan
Dalam kegiatan perusahaan atau lembaga sering ditemukan beberapa problem yang kita hadapi terutama pada sebuah organisasi perusahaan yang belum besar dan orgnisasi belum terorganisir dengan baik, karenakan kurangnya tenaga dan terbatasnya biaya diantaranya yaitu tentang pengelolaan manejemen karier yang belum berjalan sebagaimana mestinya antara lain  :
1.      Status karyawan terdiri dari dua status karyawan yaitu Pegawai penempatan  (Pegawai AJB Bumiputera 1912 ditempatkan di Yayasan)  dan pegawai yang dikontrak atau diangkat oleh lembaga sendiri
2.      Jenjang karier yang belum jelas
3.      Garde (tingkat/golongan) baru di ada mulai awal tahun 2009 :
4.      Staf dan pejabat yang lebih dari 3 tahun masih menempati posisi yang sama
5.      Mutasi/rotasi staf atau pejabat tidak berjalan
6.      Promosi karyawan ke jenjang yang lebih tinggi masih stagnan

II.                Konsep/Teori
Manajemen Karier adalah suatu proses untuk membuat karyawan dapat memhami dan mengembangkan dengan baik keahlian dan minat karier mereka dan untuk memanfaatkan keahlian dan minat ini dengan cara yang paling efektif.

Perencanaan dan pengembangan karier proses yang tenang dan hati-hati dimana seseorang menjadi sadar akan atribut yang berhubungan dengan karier pribadi dan rangkaian tahapan sepajang hidup yang berkontribusi kepada pemenuhan kariernya.
Biasanya, usaha pengembangan karir ditergetkan oleh manajemen untuk melihat diluar pekerjaannya saat ini dan untuk mempersiapkan diri mereka dalam menghadapi pekerjaan di masa yang akan datang dalam organisasi tersebut. Tetapi pengembangan untuk semua karyawan sangat penting bagi organisasi untuk memiliki kapabilitas sumber daya manusia. Merjer, akuisisi, restrukturisasi dan pemberhentian sementara telah mempengaruhi cara orang dan organisasi memandang karir dan pengembangan. Dalam karir yang baru seseorang – bukan organisasinya – mengatur pengembangannya sendiri 
Karir merupakan kebutuhan yang harus terus ditumbuhkan dalam diri seseorang tenaga kerja, sehingga mampu mendorong kemauan kerjanya. Pengembangan karir harus dilakukan melalui penumbuhan kebutuhan karir tenaga kerja, menciptakan kondisi dan kesempatan pengembangan karir serta melakukan penyesuaian antara keduanya melalui berbagai mutasi personal 
Semakin pesatnya perubahan pengembangan karir dalam manajemen sumber daya manusia masa sekarang ini, mendorong ditulisnya makalah ini. Untuk memberikan kerangka yang terstruktur, makalah ini dimulai dengan landasan-landasan teoritis tentang pengembangan karir seperti kedudukan pengambangan karir dalam manajemen sumber daya manusia, konsep dasar pengembangan karir, penyusunan program pengembangan karir dan mutasi personal.

Kedudukan Pengembangan Karier

Manajemen Sumber Daya Manusia, sebagai ilmu terapan dari ilmu manajemen memiliki fungsi-fungsi yang sama dengan fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Disamping fungsi-fungsi pokok tersebut, MSDM memiliki beberapa fungsi-fungsi operasional. Bambang Wahyudi mengemukakan tiga lingkup kegiatan dalam MSDM yang didasarkan berbagai pandangan beberapa ahli tentang fungsi-fungsi operasional tersebut.
Tiga lingkup kegiatan tersebut adalah pengadaan, pengembangan dan pemeliharaan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran akhir yaitu pendayagunaan SDM secara optimal. Pengadaan dan pengembangan SDM diarahkan untuk menjamin syarat dasar kemampuan kerja (ability to work), sedangkan pemeliharaan SDM diarahkan untuk menjamin syarat dasar kemauan kerja (willingness to work). Kedua-duanya diperlukan untuk mencapai prestasi kerja yang baik.
Dalam ruang lingkup MSDM yang dikemukakan oleh Bambang Wahyudi tersebut, Pengembangan Karier merupakan subfungsi dari Pengembangan Sumber Daya Manusia (Human Resources Development). Subfungsi yang lainnya adalah Pelatihan dan Pengembangan (Training and Development). Dengan demikian jelaslah bahwa pengembangan karir diperlukan untuk menjamin aspek kemampuan kerja seorang tenaga kerja untuk menunjukkan prestasi kerja yang diharapkan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Konsep Dasar Pengembangan Karier

Banyak pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang pengembangan karier. Sebelum sampai kepada pengertian pengembangan karir, perlu diketahui terlebih dahulu tentang karier.
Secara umum dapat dikatakan bahwa suatu karier akan berisi kenaikan tingkat dari tanggungjawab, kekuasaan dan pendapatan seseorang ( Pandangan yang lebih luas daripada karir adalah sebagai suatu rangkaian atas sikap dan prilaku yang berkaitan dengan aktifitas pekerjaan dan pengalaman sepanjang kehidupan seseorang.  Senada dengan itu Malthis menyatakan bahwa karir adalah rangkaian posisi yang berkaitan dengan kerja yang ditempati seseorang sepanjang hidupnya   Konsep baru tentang karir adalah protean career yaitu karier yang senantiasa berubah seiring berubahnya minat, kemampuan, nilai dan lingkungna kerja seseorang 
Dalam pengembangan karier perlu dipahami dua proses, yaitu bagaimana seseorang merencanakan dan mengimplementasikan tujuan karirnya sendiri (cereer planning) dan bagaimana institusi merancang dan mengimplementasikan program pengembangan karirnya (career management). Pengembangan karier dapat dilihat dari dua perspektif ini yaitu individu dan institusi. Perencanaan karier seseorang yang berpusat pada individu adalah perencanaan yang lebih berfokus pada karier individu, sedangkan yang berpusat pada institutsi adalah yang fokus pada pekerjaan dan pengidentifikasian jalan karir yang memberikan kemajuan yang logis atas orang-orang di antara pekerjaan dalam organisasi.
Career planning (perspektif individu) menekankan pada kesadaran seseorang agar lebih peduli pada kemampuan, minat, nilai, kesempatan, hambatan, pilihan dan konsekuensi yang dimilikinya. Hal ini menyangkut subproses : pilihan pekerjaan, pilihan organisasi, pilihan penugasan dan pengembangan karir sendiri. Sedangkan career management (perspektif institusi) menyangkut proses yang dilakukan oleh organisasi dalam mempersiapkan, mengimplementasikan dan mengontrol rencana karir seseorang dalam organisasi. Subprosesnya adalah rekrutmen dan seleksi, pengalokasian SDM, penilaian dan evaluasi, pelatihan dan pengembangan.
Dari kedua perspektif itu muncul career development system (sistem pengembangan karier) sebagai usaha yang formal, terorganisasi dan terencana untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan karier individu dan keperluan tenaga kerja organisasi. Pengembangan karir dirancang untuk meningkatkan kepuasan karir seseorang dan efektifitas organisasi 
Meskipun tujuan dan perspektif karier dalam perencanaan karier mungkin berbeda untuk institusi/organisasi dan karyawan, ada tiga persoalan bagi keduanya, yaitu masa stabil karier, pekerja teknis dan pekerja profesional, serta karir rangkap dua   Pada masa stabil karir, seseorang merasakan akan kurangnya peluang untuk naik pangkat. Pekerja teknis dan pekerja profesional kebanyakan ingin tetap berada dalam dunia teknis mereka daripada masuk kedalam jajaran manajemen. Karier rangkap dua ialah organisasi menyediakan dua jalur karier bagi mereka yang ingin masuk ke manajemen dan yang tetap dijalur teknis, ini sebagai upaya menyelesaikan permasalahan tersebut.
Selain itu ada hal-hal yang tidak disukai oleh individu atas sejumlah perubahan inisiatif tindakan organisasi, yaitu  :

Downsizing, penghilangan pekerjaan dari organisasi
Delayering, pengklasifikasian kembali pekerjaan menjadi lebih umum
Decentralizing, desentralisasi tanggung jawab ke setiap lokasi atau tingkat lebih bawah
Reorganization, organisasi lebih fokus kepada pekerjaan inti
Cost-related strategies, beberapa pekerjaan dikerjakan dengan sedikit sumber daya
IT innovation, memanfaatkan kemajuan teknologi informasi
Competitive measurement, keterampilan pegawai diredefinisi atau diukur dengan cara yang berbeda
Performance-related pay, kompensasi dikaitkan dengan kinerja dan digunakan sebagai motivator.
Oleh karena adanya dua perspektif itu, maka sistem pengembangan karier perlu dirancang secara baik agar kebutuhan individu dan organisasi dapat secara optimal terpenuhi. Adapun komponen-komponen sistem pengembangan karir adalah  :
1.   Self-Assessment Tools, alat penilaian yang digunakan untuk menentukan karir
2.   Individual Counseling, yang membantu karyawan merencanakan karirnya melalui konseling
3.   Information Service, tersedianya informasi dan sistem komunikasi dalam organisasi
4.   Organizational Assessment Program, berupa metode menilai potensi pengembangan karyawan untuk tumbuh dan berkembang dalam organisasi
5.   Development Programs, program-program pelatihan dan pengembangan dalam organisasi
6.   Career Program for Special Target Group, program karir bagi pribadi-pribadi yang memiliki kekhususan
Inisiatif Pengembangan Karier
Inisiatif pengembangan karier perusahaan  juga memasukan program-program inovatif seperti dibawah ini :
1.      Memberikan anggaran perorangan pada setiap karyawan untuk mempelajari pilihan karier dan pengembangan pribadi.
2.      Menyediakan pusat karier di kantor maupun pusat karier online, fasilitas ini bias termasuk perpustakaan yang menyediakan berbagai materi yang berkaitan dengan pengembangan karier, workshop karier maupun menyediakan pelatihan karier perorangan.
3.      Mendorong pertukaran/perubahan peran
4.      Membangun “kampus perusahaan” buat program-program yang berkaitan dengan pengembangan antara lain bekerjasama dengan perguruan tinggi
5.      Bantu mengorganisasikan tim keberhasilan karier atau bertemu secara berkala untuk saling mendukung satu sama lain.
6.      Sediakan pelatihan karier

Penyusunan Program Pengembangan Karier

Program pengembangan karir haruslah menghasilkan keuntungan baik bagi individu maupun organisasi. Edwin B. Flippo mengemukakan ada tiga unsur yang harus diperhatikan dalam langkah penyusunan program pengembangan karir yaitu: (1). career need assessment, (2). career opportunities, dan (3) need-opprtunities alignment.
Menaksir kebutuhan karir (career need assessment) perlu dilakukan oleh organisasi dalam membantu setiap pegawainya untuk mengambil keputusan yang tepat tentang pengembangan karirnya. Selanjutnya organisasi harus memberikan informasi tentang kesempatan karir yang tersedia (career opportunities). Dengan demikian pegawai dapat mengetahui dengan jelas berbagai kemungkinan jabatan yang dapat didudukinya. Pada akhirnya dilakukan penyesuaian diantara keduanya (need-opprtunities alignment). Dalam pelaksanaannya, penyesuaian itu dapat dilakukan dengan bantuan program mutasi atau pelatihan dan pengembangan pegawai.
Dengan memperhatikan ketiga unsur dalam program pengembangan karier, kemudian disusunlah suatu rencana jenjang karir (career path plan), sebagai mana dijelaskan dalam gambar berikut:

Mutasi Personal

Penyesuaian antara kebutuhan individu dan organisasi dalam pengembangan karier dapat ditempuh dengan cara mutasi personal. Mutasi personal (personal transfer) diartikan sebagai perubahan posisi/jabatan/pekerjaan/tempat kerja seseorang tenaga kerja baik secara vertikal maupun horizontal   menyebutkan transfer adalah perpindahan seorang pegawai ke pekerjaan lain yang ditugaskan ditempat yang lain diperusahaan 
Dalam mutasi personal dimungkinkan dilakukan penyesuaian melalui pemindahan dari satu jabatan ke jabatan yang lain sesuai jalur pengembangan karir yang diinginkan atau tersedia.
Adapun tujuan mutasi personal adalah:
1.   Menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan jabatan yang ada dalam organisasi, sehingga dapat menjamin terjadinya kondisi ketenagakerjaan yang stabil.
2.   Membuka kesempatan untuk pengembangan karir. Tujuan ini dimaksudkan untuk mendorong atau merangsang tenaga kerja agar berupaya menjangkau karir yang lebih tinggi.
3.   Memperluas dan menambah pengetahuan.
Memperluas wawasan pengetahuan merupakan kebutuhan yang perlu mendapat perhatian dalam suatu organisasi.
4.   Menghilangkan kejenuhan terhadap suatu jabatan.
Kebosanan dan kejenuhan akan menimbulkan tenaga kerja yang bersangkutan terjebak pada rutinitas kerja dan menurunkan gairah serta semangat kerjanya.
5.   Memberikan imbalan terhadap prestasi kerja.
Suatu mutasi personal dapat dipergunakan untuk memberikan imbalan sebagai penghargaan kepada tenaga kerja yang berprestasi.
6.   Membuka kesempatan terjadinya persaingan dalam meningkatkan prestasi kerja.
7.   Sebagai pelaksanaan sanksi terhadap pelanggaran.
BENTUK-BENTUK MUTASI PERSONAL
Berbagai bentuk mutasi personal dapat dipergunakan dalam suatu organisasi yang secara garis besar dapat diklasifikasikan dalam 2 (dua) golongan, yaitu Mutasi Vertikal dan Mutasi Horizontal.
Suatu mutasi vertikal diartikan sebagai semua bentuk perubahan posisi/jabatan/pekerjaan yang lebih tinggi atau lebih rendah tingkatannya yang biasanya diikuti dengan perubahan dalam pendapatannya.
Sedangkan mutasi horizontal diartikan sebagai setiap perubahan posisi/jabatan/pekerjaan yang lain tetapi masih dalam tingkat/level manajemen yang sama.
PROMOSI
Promosi dan pemindahan karyawan adalah bagian  yang terintegrasi dari sebagian karier  seseorang, Promosi  dulu mengacu kepada kemajuan ke posisi dengan tanggungjawab yang meningkat; pemindahan adalah penugasan ke posisi serupa (atau lebih tinggi di bagian lain perusahaan).
Suatu promosi diartikan sebagai perubahan posisi/jabatan/pekerjaan dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Perubahan ini biasanya akan diikutiakan diikuti dengan meningkatnya tanggung jawab, hak, serta status sosial seseorang.
Membuat keputusan dalam Promosi :
1.      Senioritas atau komptensi yang mempengaruhi dalam hal ini keputusan yang paling tinggi barangkali adalah promosi didasarkan pada senioritas atu kompetensi atau kombinasi keduanya.
2.      Bagaimana seharusnya mengukur kompetensi,  definisi mengukur kompetensi yaitu definisikan pekerjaan itu, tetapkan standarnya, dan gunakan satu perangkat penilaian atau lebih untuk mencatat prestasi karyawan
3.      Apakah Prosesnya formal atau informal ? Banyak pengusaha menerbitkan kebijakan dan prosedur promosi yang formal dan dipublikasikan dengan sebuah kebijakan pemasangan lowongan yang menyatakan posisi yang lowong dan persyaratan tertentu dan mengedarkan ini kepada semua karyawan.
4.      Vertikal, horizontal atau lainya ? dengan cara memindahkan karyawan ke tempat atau job yang lebih menantang dari  pekerjaaan sebelumnya.

DEMOSI
Demosi merupakan suatu bentuk mutasi vertikal yang berupa penurunan pangkat/posisi/jabatan/pekerjaan ke tingkat yang lebih rendah.
PENANGGUHAN KENAIKAN PANGKAT
Penangguhan kenaikan pangkat terjadi sebagai akibta dari ketidakmampuan seorang tenaga kerja melaksanakan tugas dalam jabatannya, karena pelanggaran disiplin, atau terkena hukuman pidana.
PEMBEBASTUGASAN
Pembebastugasan atau lebih dikenal dengan skorsing merupakan bentuk mutasi vertikal yang dilakukan dengan membebastugaskan seorang tenaga kerja dari posisi/jabatan/pekerjaannya, tetapi masih mempearoleh pendapatan secara penuh.
PEMBERHENTIAN
Pemberhentian atau retiring merupakan bentuk mutasi vertikal yang paling akhir berupa pemberhentian seorang tenaga kerja dari posisi/jabatan/pekerjaan yang sekaligus diikuti dengan pemutusan hubungan kerja dan pemnberhentian pembayaran pendapatannya (upah/gaji).
Mutasi Horizontal
Berdasarkan tujuannya:
JOB ROTATION
Suatu job rotation atau perputaran jabatan mearupakan suatu bentuk mutasi personal dengan tujuan antara lain untuk menambah pengetahuan seorang tenaga kerja dan menghindarkan terjadinya kejenuhan. Bentuknya adalah tour of area, tour of duty dan rehabilitasi.
PRODUCTION TRANSFER
Suatu bentuk mutasi horizontal yang ditujukan untuk mengisi kekosongan pekerja pada suatu posisi/jabatan/pekerjaan tertentu yang harus segera diisi agar kontinuitas produksi dan peningkatannya dapat terjamin.
REPLACEMENT TRANSFER
Suatu penggantian tenaga kerja dalam organisasi yang ditujukan untuk mempertahankan tenaga kerja yang berpengalaman dengan cara mengganti pekerja-pekerja yang baru.
VERSATILITY TRANSFER
Versatility transfer merupakan suatu bentuk mutasi horizontal yang bertujuan untuk menempatkan tenaga kerja yang memiliki kecakapan tertentu pada jabatan-jabatan yang memang membutuhkan kecakapan tersebut.
SHIFT TRANSFER
Suatu bentuk mutasi horizontal berupa pemindahan sekelompok tenaga kerja yang melaksanakan suatu pekerjaan/jabatan yang sama .
REMIDIAL TRANSFER
Merupakan suatu bentuk mutasi horizontal yang bertujuan untuk menempatkan seorang tenaga kerja pada jabatan/posisi/pekerjaan yang sesuai dengan kondisi kerja yang bersangkutan.
Berdasarkan sumber gagasan dilakukannya mutasi:
PERSONAL TRANSFER
Suatu bentuk mutasi horizontal yang terjadi atas kehendak/keinginan tenaga kerja yang bersangkutan .
PRODUCTION TRANSFER
Suatu bentuk mutasi horizontal yang terjadi atas prakarsa organisasi sendiri, misalnya karena alasan untuk meningkatkan produktivitas, reorganisasi dan alasan lainnya.
Berdasarkan jangka waktu pelaksanaan mutasi:
TEMPORARY TRANSFER
Suatu bentuk mutasi horizontal yang dilakukan dengan memindahkan untuk sementara waktu seorang tenaga kerja pada jabatan tertentu sampai pejabat yang definitif menempati posnya.
PERMANENT TRANSFER
Sebagai kebalikan dari temporary transfer, dalam permanent transfer pemindahan seorang tenaga kerja dilakukan untuk jangka waktu lama dan bersifat difinitif.
Manfaat
Banyak manfaat dalam  Manajemen  Karier diantarnya  :
-                Memadukan strategi dan kebutuhan staf internal
-                Mengembangkan karyawan yang dapat dipromosikan
-                Mendukung penempatan kerja internasional
-                Membantu karyawan yang memiliki latarbelakang perbedaan
-                Menurunkan tingkat pergantian
-                Membuat jalan bagi pekerja yang professional
-                Mengembangkan pertumbuhan pribadi
-                Mengurangi penumpukan pegawai yang cakap
-                Memenuhi kebutuhan pekerja
-                Membantu rencana-rencana kegiatan yang disetujui


Proses
Dalam proses penyenjangan dalam manajemen karier  banyak cara untuk mencapai karier dapat dilakukan sebagai berikut :
1.      Pendidikan karir dengan cara meningkatkan pengetahuan melalui teknik-teknik pendidikan
2.      Informasi mengenai perencanaan karier misalnya tentang job description dan jobspesification yang keduanya berguna bagi seseorang yang mencoba untuk memperkirakan tujuan kariernya disuatu perusahaan
3.      Penyuluhan Karier membantu karyawan tujuan karier dan mendapatkan jalur karier yang sesuai dan menyediakan informasi khusus yang berhubungan tentang karier
4.      Penilaian sendiri oleh karyawan yaitu dengan cara meng-inventarisir terhadap diri pegawai sendiri dengan mengevaluasi yang rinci dan jujur, pegawai bias mempertemukan minat dan kemampuan mereka dengan informasi karier yang tersedia dari bagian SDM
5.      Penilaian lingkungan organisasi  factor yang berhubungan dengan lingkungan harus mempertimbangkan pegawai dalam menentukan suatu perencanaan karier
6.      Proses bimbingan karier didalam proses ini pembimbing menjelaskan kekurangan apa saja yang ada pada sipegawai kemudian untuk menempati jabatan tertentu perlu menambah kemampuan si pegawai diberikan pelatihan atau pendidikan lanjutan
7.      Karir yang terhambat kesempatan-kesempatan memperoleh karier seringkali menjadi berkurang atau bahkan hilang sama sekali manakala perusahaan mengalami pertumbuhan usaha yang lambat atau karena downsizing.  Namun juga ada yang menghambat karier seperti keterbatasan keahlian, pengetahuan kemampuan dan sifat2 para pegawai sendiri
8.      Perkembangan individu karier sendiri
Tindakan-tindakan dalam mendukung perkembanga karier individu meliputi :
-     Kinerja terhadap pekerjaan
-     Keterbukaan

-     Jarinngan-jarung kerja
-     Loyalitas organisasi
-     Penasihat dan sponsor
-     Bawahan yang penting
-     Kesempatan berkembang
-     Pengalaman internasional
9. Perkembangan karier yang mendukung SDM dukungan terhadap SDM misalnya melalui seminar tentang informasi karier yang memberikan informasi dan pendidikan
10. Dukungan Manajemen, peran top manajemen dalam mendukung perkembangan karier terhadap manajemen tingkat menengah akan memberpengaruh terhadap dukungan karier bawahan mereka
11. Umpan balik tanpa umpan balik mengenai usaha-usaha pengembangan karier akam mempersulit para pegawai untuk mencapai tujuan-tujuan kariernya. Tujuan dari umpan balik :
- Menjamin pegawai yang dilewati tetap akan dipromosikan jika mereka memenuhi syarat
-     Menjelaskan mengapa mereka belum dipilih
-     Menunjukan tindakan-tindakan khusus apa yang harus mereka lakukan yang akan berguna dalam pengembangan karier

Hambatan
Dalam sebuah organisasi khususnya dalam manajemen karier sering dijumpai hambatan-hambatan baik promosi, demosi, dan lain-lain  khususnya terkait dengan MSDM seperti obyektifitas decision maker, factor KKN sehingga filosofi the right man on the right place sulit untuk diaplikasikan.




III.             Aplikasi Konsep
Kenyatan yang ada dan terjadi di Perusahaan
Dalam kegiatan perusahaan atau lembaga sering ditemukan beberapa problem yang kita hadapi terutama pada sebuah organisasi perusahaan yang belum besar dan orgnisasi belum terorganisir dengan baik, karenakan kurangnya tenaga dan terbatasnya biaya diantaranya yaitu tentang pengelolaan manajemen karier yang belum berjalan sebagaimana mestinya antara lain  :
1.      Status karyawan terdiri dari dua status karyawan yaitu Pegawai penempatan  (Pegawai AJB Bumiputera 1912 ditempatkan di Yayasan)  dan pegawai yang dikontrak atau diangkat oleh lembaga sendiri. Sehingga mengkombinasikan dan mengorganisir SDM sedikit menemukan kesulitan apalagi kaitan dengan rotasi/mutasi  karyawan.
2.      Jenjang karier yang belum jelas, mengingat organisasi di lembaga ini masih relatif kecil atau belum besar, sehingga penjenjangan karier lebih sederhana.
3.      Garde (tingkat/golongan) baru di ada mulai awal tahun 2009, dengan adanya menggolongan/gade karyawan relatif lebih jelas arah perkembangan lembaga. 
6.   Promosi karyawan ke jenjang yang lebih tinggi masih stagnan

Perbedaan anatar konsep dan realisasi dalam perushaan
Konsep teori tentang manajemen karier sangat bagus sekali, kalau itu bisa dijalankan sesuai dengan kebutuhan organiasi, akan tetapi dalam perjalan waktu sering menemukan kendala seperti memindahkan/mutasi staff atau mempromosikan karyawan ke jenjang yang lebih tinggi dikarenakan adanya unsur subyektifitas pemegang dicision  maker maka lebih mementing rekannya atau saudaranya sehingga apa di sebutkan senioritas dan kompetensi  itu terkadang diabaikan.





IV.             Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
Secara teoritis-normatif, semua manajemen sama saja di dunia ini, tetapi dalam implementasinya, manajemen di suatu organisasi mungkin amat berlainan dari manajemen di organisasi lain. Ada manajemen yang cenderung kaku, otoriter, tersentralisir, tertutup, tidak demokratis. Ada juga manajemen yang cenderung fleksibel, partisipatif, terbuka dan demokratis. Jika menanajemen cenderung kaku dan tertutup, maka keterlibatan pegawai dalam hal pembinaan karier sendiri juga cenderung minimal. Sebaliknya jika manajemen cenderung terbuka, partisipatif dan demokratis, maka keterlibatan pegawai dalm pembinaan karier mereka cenderung besar. Dengan kata lain, karier seorang pegawai tidak hanya tergantung pada factor-faktor internal didalam diri (seperti motivasi untuk bekerja keras dan kamauan untuk ingin maju) tetapi juga sangat tergantung pada factor-faktor eksternal seperti manajemen. Banyak pegawai yang sebenarnya pekerja keras, cerdas dan jujur, terpaksa tidak berhasil meniti karier dengan baik, hanya karena pegawai ini “terjebak” dalam system manajemen yang buruk.

Saran

Agar lembaga ini tetap eksis dalam menghadapi tantang yang semakin kompetitif maka harus dapat menselaraskan antar teori dengan aplikasi dalam membuat kebijakan tentang MSDM baik masalah karier path maupun mutasi dan promosi yaitu dengan moto The right man on the right job.